Safira Elsa Pramudita
(Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang)
KanalMadura.id- Kemampuan guru dan penerapan model pembelajaran inovatif merupakan salah satu penentu kesuksesan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD). Dalam memilih dan menentukan model pembelajaran tergantung siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Pemilihan dan penentuan tersebut menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa serta prinsip-prinsip belajar, seperti kecepatan belajar, motivasi, bakat dan minat, keaktifan siwa, serta respons siswa. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan langkah-langkah sistematis dalam mengatur sistem belajar, menyusun, merancang dan menyampaikan materi pembelajaran serta pedoman bagi guru (pengajar) dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.
Tidak asing bagi kita semua ketika duduk dibangku sekolah dasar hanya menulis, membaca, dan menghitung. Jika metode pembelajaran seperti ini dilakukan secara terus-menerus membuat pola pikir anak menjadi pasif. Pola pikir pasif yang akan menghambat perkembangan diri siswa. Hal ini menyebabkan tidak adanya rasa percaya diri pada siswa, tidak dapat meyelesaikan masalah, tidak dapat mengekspresikan kemampuannya , dan tidak mampu bekerjasama. Padahal pada masa anak-anak perkembangan kognitif sangat penting, yaitu bagaimana kemapuan berpikir mereka, kemampuan belajar mereka, kemampuan dalam memahami dan menyelesaikan masalah, serta kemampuan dalam mengingat
Pada saat ini pelaksaan pembelajaran pada siswa kelas empat SD Negeri Dadaprejo 01 Malang menggunakan kurikulum 13 dengan pendekatan tematik. Terdapat pojok baca yang berisi buku-buku untuk menunjang literasi siswa serta terdapat jadwal yang berisi tugas pada hari-hari tertentu.Selain itu, guru menggunakan sistem tutor dengan siswa yang menonjol untuk membantu pembelajaran kepada teman yang lain. Namun, dengan adanya pojok baca belum tentu meningkatkan literasi pada siswa dan adanya sistem tutor belum tentu efektif yang akan membuat siswa yang tidak menonjol merasa kurang percaya diri. Apapun pendekatannya tidak akan berpengaruh pada proses pembelajaran karena suksesnya proses pembelajaran ditentukan oleh inovasi dan variasi baik dalam mengajar maupun metode pembelajarannya.
Dalam studi literatur jurnal, ada beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan kepada siswa kelas empat SD Negeri Dadaprejo 01 Malang. Model pembelajaran tersebut antara lain;
Reasoning merupakan bagian berpikir di atas level memanggil yang terdiri dari keterampilan dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Keterampilan dasar yang dimaksud siswa mampu memahami konsep-konsep dari apa yang telah mereka pelajari. Dalam memahami konsep tersebut guru (pengajar) dapat mengajar dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa. Dengan cara membahas inti pokok dari materi yang diajarkan. Setelah siswa paham akan konsep yang telah diajarkan, guru (pengajar) mampu membawa konsep tersebut ke arah yang sekiranya siswa bisa berpikir kritis. Dengan cara mengkaitkan konsep yang diajarkan pada masalah atau isu yang terjadi di lingkungan sekitar siswa sehingga dengan begitu siswa mampu berpikir kritis dengan apa yang terjadi pada sekitarnya. Berpikir kreatif dapat diajarakan dengan cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan ide kreatifnya sehingga proses berpikir dirinya dapat diolah.
Problem solving merupakan model pembelajaran yang digunakan sebagai upaya dari individu atau kelompok dalam menemukan dan menyelesaikan suatu jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya. Model ini bisa diterapkan pada siswa dengan cara memberi suatu masalah dalam lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Hal ini dilakukan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara individu maupun kelompok. Namun, disarankan agar guru membuat beberapa kelompok siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut untuk melatih kerjasama dan kekompakan dalam kelompok.
Model-model di atas sebagai dasar untuk mengolah pola pikir siswa kelas empat SD Negeri Dadaprejo 01 malang. Dengan model tersebut, maka siswa mampu memahami konsep dasar materi, mampu berpikir kritis, mampu berpikir kreatif, dan mampu menyelesaikan masalah. Hal ini dilakukan agar siswa bisa aktif dalam pembelajaran dan percaya diri karena secara tidak langsung model ini mengajarkan siswa agar bisa menggali kemampuan dalam dirinya.*(sep)