-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Index berita

iklan

Iklan

Diduga Tidak Sesuai, KPM Desa Kapedi Keluhkan Jumlah dan Kualitas Sembako

Sunday, 19 April 2020 | 19:17 WIB | 0 Views Last Updated 2020-04-19T12:19:04Z
foto beras dengan kualitas jelek
yang diterima warga kapedi

Sumenep, Kanalmadura.id- Berkaitan dengan bantuan sembako di Desa Kapedi, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep ditengarai ada pemotongan. Minggu (19/04/2020)

Bagaimana tidak, pasalnya sembako yang diberikan kepada KPM setelah di kalkulasi tidak mencapai 200rb, Hal tersebut terbukti dari pencairan sembako beberapa hari yang lalu.

Salah satu Keluarga Penerima Manfaaat (KPM) dari program sembako "As" mengaku bahwa dirinya hanya mendapat beras merk mawar sebesar 15kg , telor 6 biji, kentang 3 biji dan kacang 1/4.

Bahkan selain itu beras cap mawar tersebut juga diduga ditengarai bukan aslinya, Karena isinya setelah di kroscek kualitasnya jelek.

"Saya tau persis kualitas beras dengan merk yang seperti itu biasanya bagus, tapi ini sangat jelek, sehingga saya curiga ini ada permainan oknom didalamnya,"katanya Kepada Awak Media.

Bahkan menurut dia, dalam pencairan bantuan tersebut, KPM tidak diberikan keleluasaan dalam memilih sembako yang di inginkan (sembako sudah di terpaket sesuai takaran Agen) dan harga satuannya dari sekian macam sembako yang diberikan kepada KPM tidak ada (hanya total pembelanjaan yang tertera di resi pembelian), sehingga KPM tidak tau besaran jumlah pembelian satu persatunya.

"Aneh kan, kita membeli sesuatu tapi kita tidak tau haraga satuannya  itu berapa, dan barang yang kita beli sudah dipaketkan terlebih dahulu oleh toko, itu kan tidak wajar banget" tambahnya

Sehingga pihaknya selaku warga merasa sangat dirugikan dan merasa dimanfaat oleh oknom yang menjadikan program pemerintah tersebut untuk memperkaya diri.

"Ini mestinya menjadi perhatian khusus pemerintah, agar bantuan itu tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh oknom," terangnya

Sementara itu, aktifis Jawa Timur Ibas mengaku geram dengan adanya kejadian tersebut, menurut dia, semestinya pemanfaatan bantuan sembako tersebut harus sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur dalam pedoman umum program sembako 2020.

"Kalau masih ada beras dengan kualitas jelek, tidak ada harga satuannya dan KPM tidak diberikan kebeasan memilih sendiri sembako yang mereka beli, maka itu jelas melabrak aturan dan jelas tidak beres," ucap dia

Bahkan menurut ibas, setelah dilakukan perincian harga sesuai dengan nominal bantuan yang tersedia di ATM KPM jelas tidak sampai 200 ribu.

"Coba saya rinci sesuai harga dipasaran, KPM menerima Kentang hanya saparapat harganya 2500, Tellor perbiji 1.250 dan ada 6 biji, jadi ketemu  harga 7.500, Kacang KPM hanya menerima saparapat dan harganya itu 6.500, dan beras hitunglah 9rb perkilonya, setelah dikalkulasi semoanya itu hanya 152,750, sedangkan bantuannya 200 ribu, lalu sisanya kalikan sebanyak penerima yang ambil sembakonya tersebut , apakah salah ketika program ini hanya unyuk memperkaya agen dll?"tanyanya

Oleh karenanya menurutnya hal itu tidak mungkin terjadi kalau TKSK serta pendamping PKH memantau dan mengawasi langsung, Segingga ujung-ujungnya masyarakat yang jadi korban.

"Jangan-jangan agen tersebut ada kerjasama dengan mereka para pengawas yang bertugas," kata Ibas

Sehingga ia berjanji akan mengusut tuntas kejadian tersebut agar nanti ketahuan siapa yang masih berani bermain-main dengan program pemerintah tersebut

"Kita akan kawal sampai ke akar-akarnya, bahkan jika perlu kita akan laporkan kepada pihak yang berwajib sebagai aduan masyarakat (Dumas)," tutupnya*(tim)
×
Berita Terbaru Update