gambar ilustrasi
Menurut para penganut adat kejawen yang kental mereka percaya siapa saja yang melanggar aturan tersebut akan terkena musibah besar atau Petaka, bahkan konon ada yang bilang barang siapa yang menikah Dibulan Syuro maka salah satu pasangan tersebut akan Mati.
Banyak kalangan berpendapat bahwa 1 Syuro merupakan bulan yang dikeramatkan dan menjadi
Larangan mengadakan pesta pora, namun larangan tersebut dimaksudkan agar Dibulan Syuro dijadikan bulan untuk menyucikan jasmani dan rohani manusia. Bukannya mengadakan pesta pota, tapi dianjurkan untuk memperbanyak amalan kepada ALLAH SWT.
Selain itu Masyarakat Jawa sangat percaya pada primbon, dimana primbon ini merupakan berbagai macam perhitungan yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia ini. Dari mulai lahir sampai nanti meninggal dunia semua ada di buku primbon.
Seperti halnya penentuan hari baik orang yang punya hajat mantu / menikah, orang Jawa masih berpatokan pada primbon. Kitab yang menjadi patokan bagi orang Jawa yaitu Kitab Primbon Betal Jemur Adammkna. Dalam buku ini orang punya gawe khususnya hajatan
Dalam primbon ini masyarakat Jawa meyakini bahwa orang yang menikah di bulan Dzulhijjah atau Besar akan selalu dilimpahi keberkahan, kekayaan dan rezeki yang melimpah. Adapun bulan-bulan pantangan yang tidak disarankan untuk orang punya gawe di antaranya bulan Suro.
Di bulan Suro ini konon kalau dilanggar akan mendapat kesukaran dan selalu bertengkar. Bulan Rabiul awal juga pantangan. Bulan puasa atau Ramadhan juga pantangan karena akan berakibat akan mendapatkan kecelakaan. Terakhir bulan pantangan adalah Dzul Qoidah kalau dijalankan akan berakibat sering sakit dan bertengkar dengan teman.
Dalam Ajaran agama Islam hal itu menjadi bertolak belakang dengan kepercayaan ini. Bahkan dalam Islam, bulan Syuro adalah bulan suci yang dimuliakan seluruh umat Islam di dunia ini. Ada dua hal yang menjadi faktor mengapa bulan Muharram ini begitu dimuliakan.
Pertama, karena disandarkannya nama bulan ini kepada Allah (syahrullah). Kedua, karena bulan ini termasuk salah satu dari keempat bulan yang termasuk dalam Asyhurul Hurum (bulan-bulan mulia). Keempat bulan mulia ini ada yang berurutan (sard), yaitu: Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharram sedang yang satu sendirian ( fard) yaitu bulan Rajab.
Entah Hanya mitos dan sebagainya, Menikah di Bulan Syuro membawa petaka atau tidak yang namanya pernikahan tergantung dari niat kedua mempelai, langgeng atau tidak adalah karena dasar niat yang baik. Jika kedua pasangan mantap dan yakin untuk menikah hanya karena ALLAH maka siapa yang hendak melarang?
*referensi media paranormal