Pamekasan, kanalmadura.com – Senin, 26/2. Ribuan pengunjung dari luar daerah membanjiri event ‘Batik on The Sea’ tahun 2018 yang digelar di pantai Lombang Sumenep, Madura, Jawa Timur, Minggu (25/2/2018).
Bupati Sumenep, A Busyro Karim mengatakan, batik bukan sekedar cerita tentang dimensi keindahan. bukan pula sekedar warisan tanpa kesan. Karena batik mengandung makna keuletan, ketekunan dan kesejahteraan.
Lombang Sumenep Masih Jadi Jujukan
Tingkatkan Minat Terhadap Batik Khas Melalui ‘Sumenep Batik on The…
“Event batik on the sea ini merupakan yang pertama kalinya digelar di Indonesia,” terangnya, Minggu (25/2/2018) dihadapan tamu undangan dan pengunjung.
Dijelaskan orang nomor satu di ujung timur pulau Madura ini, event hari ini memiliki makna penting. Pertama, menunjukkan keseriusan Pemerintah Daerah dalam mensukseskan program visit 2018.
“Visit Sumenep 2018 bukan sekedar wacana, tetapi merupakan program serius yang akan dilakukan Pemerintah Daerah. Juga menunjukkan bahwa Kabupaten Sumenep memiliki inovasi unik atraksi wisata yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia,” sambung politisi senior PKB itu.
Kedua, batik on the sea ini ingin menunjukkan kepada Indonesia bahwa Sumenep merupakan daerah maritim yang memiliki luas lautan 50 ribu kilometer persegi dan 126 pulau, memiliki potensi bahari luar biasa, baik potensi wisata maupun potensi alamnya.
Ketiga, banyaknya festival seperti ini akan mengangkat motivasi bagi para pengrajin batik, pencipta dan pedagang batik di Sumenep. sebab, beberapa waktu ini, batik mengalami permintaan luar biasa, karena sekarang telah menjadi baju resmi Nasional.
“Secara makro, konsumsi non makanan di Sumenep cukup tinggi mencapai 42,77 persen. hal ini tentu menjadi peluang besar tumbuhnya industri batik di Sumenep,” sebutnya.
Keempat, lanjut suami Nur Fitriana ini, semakin banyaknya festival batik di Madura, akan melestarikan tradisi membatik khususnya di kalangan anak muda.
Di masa mendatang, Sumenep ditargerkan tidak hanya menjadi pusat konsumen batik, tetapi harus menjadi pemain di pasar Regional hingga Internasional serta sebagai pusat batik di Nusantara.
“Saya yakin, dengan komitmen dan dukungan semua pihak hal itu bisa terealisasi. dengan demikian, akan membuka lapangan usaha baru di sektor informal dan ekonomi kreatif, sebab saat ini 65,56 persen penduduk Sumenep masih bekerja di sektor pertanian,” rincinya.
Mantan ketua DPRD Sumenep ini berharap, pengunjung jangan bosan ke Sumenep, apalagi akses ke Sumenep sudah lebih mudah dengan penerbangan dari seluruh nusantara, bahkan dalam waktu dekat akan dilakukan 2 kali sehari.
“Event hari ini hanyalah bagian kecil dari berbagai atraksi wisata yang kami lakukan pada tahun ini, baik berskala nasional maupun internasional. Jadi semoga pengunjung tidak pernah bosan,” harapnya.
Pantauan dilokasi, tampak hadir Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, Ketua DPRD Sumenep serta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sumenep, dan direktur jenderal taipei economic and trade office (teto) beserta rombongan. (adss)