Pamekasan, kanalmadura.com - Minggu, 11/2. Pasca mencuatkan kabar santriwati dan siswa yang sakit setelah mendapat suntikan vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) dalam ORI (outbreak response immunization) di Kecamatan Kadur Pamekasan, Madura, seluruh jajaran Dinas Kesehatan Pamekasan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur turun langsung ke lokasi kejadian, Minggu (11/02/2018) malam.
DR.Dr.Kohar Hari Santoso,SpAn.KIC.KAP Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur saat On Air di Radio Karimata mengatakan, sejak sore pihaknya bersama tim dibantu dokter di Pamekasan melakukan observasi dan pemeriksaan khusus kepada sejumlah pasien dan memastikan penyebab sakit bukan karena obat difteri.
“Kami tegaskan penyebab sakit bahkan pingsan, bukan karena obat suntik difteri namun disebabkan kondisi dari fisik dan kejiwaan pasien,” Ujar Dr Kohar.
Ia menjelaskan, hasil pemeriksaan terhadap obat vaksin sangat bagus bahkan baru diambil atau dikeluarkan pada hari Jumat.
“Indikator obat masih bagus dan tidak ada yang masuk expied (Kadaluarsa), obatnya bagus, semuanya bagus, sementara petugas juga kita mintai keterangan juga sesuai prosedur, bahkan melihat kondisi pasien itu bukan KIPI tapi karena reaksi berlebihan dari kejiwaan pasien,” paparnya.
Dr Kohar menambahkan, jika termasuk Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI, kondisi pasien hanya panas saja, sementara imunisasi diberikan pada hari Sabtu (10/02/2018) Kemarin, namun dampak tersebut diduga karena fisik lemah atau kurang fit ditambah kondisi resah atau ketakutan membuat psikologis pasien tergoncang.
“Seharusnya juga saat dilakukan vaksinasi kondisi badan harus fit tidak boleh sakit bahkan juga tak boleh flu, jadi harus tetap makan yang cukup dan setelahnya juga tidak boleh langsung beraktifitas berlebihan,” Katanya, saat berada di kantor Puskesmas Kadur Pamekasan ditemani Kadinkes Pamekasan dan perangkat Desa/ Kecamatan setempat.
Dr.Kohar Hari Santoso Kadinkes Provinsi Jatim juga meminta peran serta media untuk menyadarkan masyarakat agar tidak mengalami keresahan berlebihan.
“Bukan hanya ke Media, termasuk ke pihak Pondok Pesantren, Ulama dan Tokoh Agama serta para guru termasuk masyarakat untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya Imunisasi ini,” tambahnya.
Ia menjelaskan di Jawa Timur program ORI (outbreak response immunization) menyasar anak Usia 1 tahun hingga 19 tahun. Total se Jawa Timur tercatat 10.717. 782 Jiwa dan baru disosialisasikan sekitar 18 persen. Sedangkan di Pamekasan terdapat sekitar 300 ribuan jiwa khusus usia 1 hingga 19 tahun, namun yang tercapai 20 persen hingga februari 2018.
“Ini kerja besar dan kerja berat, karena ini akan dilakukan 3x penyuntikan, pada bulan Juli akan diulang lagi, selanjutnya bulan November akan diulang lagi,” Pungkasnya.
Seperti diberitakan, setidaknya ada 80 santri/siswa di Ponpes Ponpes Al – Falah Sumber Gayam, Kadur yang mengalami mual, pusing bahkan sempat pingsan, Minggu (11/02/2018) Pagi, pasca imunisasi difteri Sabtu 10 Februari 2018 kemarin . 80 pasien tersebut dirawat di sejumlah Puskesmas, semisal Puskesmas Kadur , Puskesmas Larangan, Rumah Sakit Moh Noer dan Rumah Sakit Slamet Martodirjo Pamekasan.
“Alhamdulilah sebagian besar sudah ada yang pulang bahkan ada yang sudah sembuh, sementara 6 pasien di Rumah Sakit Slamet dan Moh Noer, sisa yang masih dirawat sekitar 13 orang mas, sementara sebagian ada info karena efek sakit lain,” Pungkas Ismail Bey, Kadinkes Pamekasan Saat On Air di Radio Karimata, Minggu (11/02/2018) Malam. Selanjutnya rombongan Dinas Kesehatan tersebut berkunjung ke Pondok Pesantren Al falah Sumber Gayam Kadur, serta menjenguk Santriwati yang masih dirawat. (SB. Karimatafm.com)