audensi sejumlah mahasiswa dikantor dinas pertanian |
Sumenep, kanalmadura.com – Rabu, 11/10. Aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Intelektual Mahasiswa (Lima) Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan audiensi ke Kantor Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Disperta Hortbun). Disela-sela audiensinya, mereka menuding realisasi kartu tani hanyalah pencitraan.
Mereka membeberkan sederet temuan di masyarakat, salah satunya masih banyaknya petani yang belum memiliki kartu tani sehingga terkendala dalam pembelian pupuk bersubsidi dan ada warga yang bukan petani bertitel haji mendapatkan kartu tani.
“Banyak petani yang berhak, tapi tidak tercover, padahal katanya sudah bekerja sama dengan Dispendukcapil, ini kan aneh,” kata Ketua Lima, Sofyan Hosen, Rabu (11/10/2017).
Secara tegas pihaknya menuding banyak birokrasi yang tidak bermental pelayan, karena hanya menunggu petani datang mendaftar dan tidak ada upaya menjemput bola.
“Birokrasi di bawah masih memposisikan diri sebagai bos, penyuluhnya tidak jalan, tidak ada upaya jemput bola, padahal pejabat itu kan pelayan masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Disperta Hortbun Sumenep, Bambang Heriyanto terlihat tidak terima saat dituding pejabat tidak bermental pelayan, karena enggan menjemput bola terkait banyaknya petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut. Ia menyatakan, berdasarkan aturan, subsidi pupuk diberikan kepada pemilik lahan, penggarap dan penyewa.
“Yang punya kartu tani pasti tergabung di poktan, kalau dia bukan petani mungkin saja dia pemilik lahan,” ucapnya.
Ia menerangkan, pupuk bersubsidi ini tidak sulit dalam penebusannya, hanya dengan syarat tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan).
“Peredaran pupuk bersubsidi terbatas dan di awasi, jadi tidak sembarang orang bisa membeli. Apalagi tidak tergabung dalam kelompok tani,” imbuhnya