Sampang, kanalmadura.com – Rabu, 14/12/2016. Pencairan ADD maupun DD di wilayah Kabupaten Sampang belum terealisasi seratus persen meski menjelang tutup tahun anggaran 2016. Sebab, hingga kini pencairan DD tahap kedua sebesar 40 persen, hanya didapat 145 desa, sisanya sebanyak 35 desa belum melakukan pencairan.
Sebelumnya 60 persen DD tahap pertama sudah dicairkan 100 persen untuk 180 desa. Jumlahnya secara keseluruhan Rp 78.677.583.600,-. Rata-rata tahap pertama selesai pada Agustus 2016 lalu.
Dengan kondisi itu belum terealisasinya pencairan ADD dan DD tersebut tentu tidak lepas dari kekhawatiran pihak terkait pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang baru-baru ini terjadi di Kecamatan Kedungdung.
“Terjadinya OTT di Kecamatan Kedungdung ini ditengarai karena ada pemotongan dana untuk pembuatan Spj dan semacamnya, makanya kami berharap kepada kecamatan untuk tidak menerima pembuatan Spj dari desa,” kata Ketua Komisi I DPRD Sampang Moh Hodai, Selasa lalu (13/12/2016).
Dijelaskan Hodai, pengguna anggaran ADD dan DD tidak setengah hati merealisasikan, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan di desa. Permintaannya, OTT jangan membuat desa takut. Alasan itu dikarenakan bahwa selama tidak dicairkannya DD atau ADD yang dikorbankan adalah masyarakat desa.
“Selama menjalankan amanah tanpa keluar dari koridor penggunaan anggaran dua dana tersebut tidak akan bermasalah seperti di Kecamatan Kedungdung. Tapi jika tidak dicairkan uang itu akan kembali ke Kasda,” tandasnya.
Sekedar diketahui, jumlah desa belum mencairkan DD dan ADD di Sampang ada 35 Desa terbagi di 7 Kecamatan. Rinciannya, Kecamatan Torjun ada 6 Desa, Sampang ada 6 Desa, Omben ada 20 Desa, Kedungdung ada 1 Desa, Banyuates ada 1 Desa, Ketapang ada 14 Desa, dan Pangarengan ada 1 Desa.