Sumenep,(21/10) Kanalmadura.com - Maraknya mark up data siswa yang terjadi di beberapa sekolah berimbas pada bocornya keuangan negara yang di dialokasikan untuk anggaran dana operasional sekolah BOS.
Seperti yang diduga terjadi di SDN GULUK MANJUNG 2, berdasarkan laporan dari masyarakat sekitar jumlah siswa di SDN GULUK MANJUNG 2 jumlahnya sedikit dan KBM di sekolah tersebut tidak maksimal.
Berdasarkan hasil temuan di sekolah tersebut oleh lembaga swadaya masyarakat Gerakan Madura Bersih ( Germasih ) pada hari selasa tanggal 20 Oktober 2015 menunjukkan kalau proses KBM di sekolah itu memang kurang maksimal.
Pasalnya pukul 10.20 Wib SDN guluk manjung sudah tidak ada aktivitas KBM bahkan siswa dan gurunya sudah tidak ada, ini menandakan bahwa laporan dari masyarakat memang benar adanya .
"Kita turun kesana saja jam 10.20 wib guru dan muridnya sudah pulang semua, padahal itu hari efektif". Ujar syauqi sekretaris Germasih
bahkan menurutnya berdasarkan salah satu warga sekitar menyebutkan bahwa data siswa Kelas 1 = 11, kelas 2 = 10, Kelas 3 = 12, kelas 4 = 9 , kelas 5 = 9 dan kelas 6 = 12, sehingga total data siswa yang benar dan asli yang mengikuti KBM adalah 63 orang.
Syauqi juga menambahkan bahwa Di dapodik per oktober 2015 ( data update terbaru ) data siswa yang didaftarkan untuk menerima BOS di SDN GULUK MANJUNG 2 adalah 98 siswa.
"jadi kepala sekolah tersebut telah mengetahui bahwa data siswa penerima bos memang lebih 35 siswa dan dia membiarkannya, ( dalam hal ini mark up yang dilakukan kepala sekolah untuk dirinya pribadi )". Jelasnya.
Sementara itu salah satu pengawas pendidikan kecamatan Bluto di UPTD kecamatan Bluto, saat di konfirmasi mengatakan.
"pada kenyataannya di lapangan memang banyak data ganda, sehingga walaupun datanya banyak, tapi muridnya gak ada karena muridnya sekolah di sekolah lainnya". Katanya
Sementara itu Menurut, Syauqi sekretaris LSM GERMASIH menyayangkan pernyataan pengawas pendidikan kecamatan Bluto ini,
Sebab dirinya meyakini bahwa pengawas mengtahui hal tersebut namun tidak berbuat apa-apa.
"Saya yakin pengawasnya mesti mengetahui hal itu, tapi tetap saja ada pembiaran, sebenarnya jika anak tersebut telah berhenti, maka data semestinya di coret, dan mustahil anak yang berhenti sampai separuh data siswa yang aktif, ini ada indikasi pemalsuan data dan korupsi di SDN guluk manjung 2, sehingga negara dirugikan dalam hal realisasi dana BOS dengan adanya hal tersebut". Imbuhnya
Bahkan untuk menindak lanjuti temuan LSM germasih tersebut, organisasi mahasiswa yang tergabung dengan Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat ( GEMPUR ) dalam waktu dekat sudah meng agendakan Audensi pada hari kamis tanggal 22 Oktober 2015 dengan dinas pendidikan kabupaten sumenep, dan hasil dari Audensi tersebut nantinya akan di tindak lanjuti pada proses hukum yang lebih lanjut.
Sementara itu Kepala SDN GULUK MANJUNG 2 saat dihubungi via selularnya yang bersangkutan tidak merespon.*(sui/ynt)