KanalMadura-Rendahnya sentimen positif domestik dan data ekonomi Amerika
Serikat yang variatif ditambah perbedaan pendapat para pejabat tinggi Bank
Sentral AS (The Fed) terkait suku bunga berhasil mengangkat nilai tukar rupiah
pada perdagangan hari ini. Aksi spekulasi para pelaku pasar menghadapi situasi
eksternal berhasil menarik rupiah keluar dari kisaran 13.000 per dolar AS.
Data valuta asing Bloomberg, Kamis (9/4/2015), menunjukkan
nilai tukar rupiah menguat 0,07 persen ke level 12.966 per dolar AS pada
perdagangan pukul 10.08 waktu Jakarta. Pada perdagangan sebelumnya, nilai tukar
rupiah sempat kembali merosot ke kisaran 13.000 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah tercatat masih aktif berfluktuasi dan
berkutat di kisaran 12.958 - 12.982 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar
Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat
29 poin ke level 12.973 dari level 13.002 pada perdagangan
sebelumnya.
"Melihat data ekonomi AS yang variatif kali ini, para
investor tampak masih berspekulasi. Meski memang, dari dalam negeri sendiri,
masih sepi sentimen positif," terang Ekonom PT Bank Woori Saudara
Indonesia Tbk Rully Nova saat dihubungi Liputan6.com.
Menurutnya, saat ini, para investor juga masih menanti arah
kebijakan moneter yang akan diputuskan BI pekan depan. Meski rupiah sempat
bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Rully mengingatkan kebutuhan dolar
akan sangat tinggi pada Maret dan April.
Peningkatan kebutuhan dolar AS guna membayar dividen biasanya
menjadi salah satu penyebab pelemahan rupiah ke depan yang sebaiknya segera
diantisipasi (Liputan6.com)